Aji
ning diri ono eng lati
Kadang
kuasa diri pada seseorang tidak mampu menahan amrah yang sudah diubun-ubun,
sehingga tersalurkan menjadi umpatan, makian atau kata-kata kotor. Semua
seolah-olah sudah menjadi gerak reflek ketika ada gesekan yang sepele untuk
mengeluarkan kosakata kotor atau umpatan.
Berawal
dari canda, lama berlangsung candanya maka setan memebri bumbu agar lebih seru,
maka timbul emosi yang tak terkontrol satu sama lain ingin membalas, terjadilah
‘perang mulut’. kubu satu mengunggulkan dirinya lawan pun tak mau kalah
dengannya. Akhirnya satu sama lain saling membeberkan aib masing-masing.
Fenomena
diatas bukan satu hal yang langka. Acapkali seorang tertipu dengan hasutan
setan, sehingga kendali diri yang ada adalah luapan emosi yang tak terkontrol,
pedebatan yang berujung pada saling mendiamkan satu sama lainnya, atau saling
mencaci. Padahal jauh 15 abad silam tauladan kita, baginda Nabi Muhammad saw
telah memperingatkan kepada ummatnya dari sifat marah yang tidak pada
tempatnya,