assalamu'alaikum sahabat baca semua terimah kasih atas kunjungan sahabat semua

Rabu, 24 Februari 2016

Biografi Imam Daruquthni


IMAM DARAQUTHNI
Nama Lengkapnya.
            Abu hasan bin Umar bin Ahmad bin Mahdi bin Mas'ud bin Nu'man bin Dinar bin Abdullah Al Baghdadi.
Tempat Tanggal Lahir
            Ad Daraquthni dilahirkan, sebagaimana yang ia katakan sendiri, pada 5 dzul qo'dah tahun 306 H di Mahallah Dar al Quthn, Baghdad.
Guru-Guru Beliau
            Abu Qasim Al Baghowi, Yahya bin Muhammad bin Shoiq, Abu Bakar bin Abu Dawud, Muhammad bin Naizuri Al An Maathi, Abu Hamid Muhammad bin Harun Al Hadhromi, Ali bin Abdullah bin Mubasyar Al Wasithi, Abu Ali Muhammad bin Sulaiman Al Maliki, Muhammad bin Qosim bin Zakaria Al Maharibi, Abu Umar Muhammad bin Yusuf bin Ya'qub Al Qadhi, Abu Bakar bin Ziyad An Naisaburi, Hasan bin Ali Al Adawi Al Bashri, Yusuf bin Ya'qub An Naisaburi, Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Ismail Al Adami, Umar bin Ahmad bin Ali Ad Dairobi dan masih banyak lagi guru-guru beliau.

Murid-Murid Beliau
            Al Hafizh Abu Abdillah Al Hakim, Al Hafizh Abdul Ghoni, Tamam bin Muhammad Ar Rozi, Al Faqih Abu Hamid Al Isfiroyayni, Abu Nashir bin Al Jundi, Ahmad bin Hasan At Toyan, Abu Abdurahman Assulami, Abu Masud Ad Damsyiqi, Abu Nu'aim Al Asbahani, Abu Bakar Al Barqoni, Abu Hasan Al Atiq, Ahmad bin Muhammad bin Haris Al Asbahani An Nahwi, Al Qodhi Abu Thoyib At Thobari, Abdul Aziz bin Ali Al Azji. Dan masih banyak lagi murid-murid beliau yang kebanyakan berasal dari Baghdad, Damsyiq dan Mesir.[1]
Perjalanan Beliau Dalam Menuntut Ilmu
            Imam Daraquthni telah melakukan perjalanan ketika ia telah dewasa, dari Baghdad ke beberapa negri-negri islam untuk mencari ilmu. Akan tetapi disetiap perjalanannya, beliau mendapatkan beberapa murid dan ulama. Mereka meriwayatkan darinya beliaupun mendengarkan banyak hadits dari mereka.
Beberapa Negri Yang Beliau Kunjungi:
            Kuffah, Bashrah, Waasith, Damsyiq, Syam, Mesir, Makkah (ketika beliau melaksanakan ibadah haji), Khuzastan, Palestina, Ramalah dan lain sebagainya.
            Hakim berkata: Ad Daraquthni masuk ke Syam dan Mesir sedang beliau sudah menginjak usia tua, dan berhaji dan beliau mendapatkan manfaat dan memberi manfaat.)[2]

Sanjungan Para Ulama Tarhadapnya.
            Al Azhari berkata: "Ad Daraquthni adalah seorang yang cerdas, dan apabila beliau menyebutkan sesuatu dari ilmunya maka didapatkan padanya kebenaran yang banyak."
            Ash shuri berkata: "saya mendengar al hafizh abdul ghoni berkata: "sebaik-baik perkataan manusia dalam hadis rasulullah r ada tiga orang. yaitu, ibnu Al madini pada masanya, musa bin Harun (ibnu Hummal) pada masanya, dan Ad Daraquthni pada masanya."
            Al Qodhi Abu Thoyib At Thobari berkata: Ad Daraquthni adalah seorang amirul mu'minin dalam bidang hadits."[3]
            Abu bakar al khatib mengatakan: "Ad Daraquthni adalah imam dan ulama besar yang tiada bandingannya pada masanya, kepadanyalah berhenti ilmu atsar, pengetahuan illat-illat hadits dan nama-nama para perawi hadits. Ia adalah ulama yang mempunyai sifat jujur, tsiqah, akidah yang benar. Disamping berpengalaman dalam bidang hadits, ia juga mempunyai pengetahuan yang luas tentang ilmu bacaan al Qur'an, karena dalam hal ini ia mempunyai kitab ringkas yang mengumpulkan dasar-dasar ilmu baca al Qur'an."
            Diantara ilmunya yang lain adlah ilmu tentang mazhab-madzhab fuqaha. Kitabnya, assunan adalah bukti yang cukup mewakili tentang hal itu. Telah sampai kepadaku bahwa ia belajar fikih Asy-syafi'I kepda Abu said al ashthakhari. Ada juga yang mengatakan ia belajar fikih asy syafi'I kepada selain Abu said al ashthakhari.
            Ilmu lain yang ia kuasai adlah sastra dan syair. Hamzah bin Muhammad bin thahir mengatakan bahwa Ad Daraquthni hafal kumpulan syair-syair  assayid al Humairi. Oleh karenanya, sebagian orang menuduhnya sebagai orang yang cenderung kepada syiah."[4]
            Abu abdirrahman assulami, sebagaimana dikutip al Hakim, mengatakan, "aku bersaksi kepada Allah bahwa syaikh kami Ad Daraquthni tidak menyisakan manusia di atas bumi yang sama dengannya dalam mengetahui hadits rasulullah r, para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in.[5]
Hafalan Yang Kuat Dan Keilmuannya Yang Luas.
            Al khatib mengatakan: "al azhari menceritakan kepdaku, "telah sampai kepadaku bahwa Ad Daraquthni saat masih kecil sudah menghadiri majelis ismail ash-shaffar.
            Saat ismail membaca, Ad Daraquthni menulis sampai di berhasil menulis satu juz kitab yang telah dibaca ismail. Ada seorang lelaki yang mengatakan kepadanya: "apa yang kemu dengarkan tidak sah, karena kamu menulisnya."
            Ad Daraquthni mengatakan, "pemahamanku tidak sama dengan pemahamanmu. Berapakah hadits yang kamu hafal dari yang telah dibacakan syaikh ismail?" lelaki itu menjawab, "aku tidak hafal."
            Ad Daraquthni mengatakan: "Syaikh Ismail telah membacakan delapan belas hadits (Ad Daraquthni menyebutkannya satu persatu secara lengkap dengan sanad dan matannya)." Dari situ, orang-orang merasa kagum dengannya."[6]
            Al Azhari mengatakan: "jika disebutkan suatu bahasan ilmu, maka dia adalah orang yang berwawasan luas tentang bahasan tersebut."
            Raja' bin Muhammad Al Muaddil mengatakan, "pada suatu hari, kami berada di majelis Ad Daraquthni. Saat itu, ia sedang melakukan sholat sunnah. Sementara salah seorang muridnya membaca nama seorang parawi, Nusair bin Dzal'uq, dengan bacaan yang salah, yaitu membacanya menjadi Basyir.
            Mendengar bacaan yang salah ini, Ad Daraquthni mengucapkan tasbih. Murid tersebut mengulangi bacaannya dengan menyebut Busyai. Mendengan bacaan yang kedua ini, Ad Daraquthni mengucapkan tasbih lagi. Murid tersebut mengulangi untuk ketiga kalinya dengan menyebut yasir. Mendengar yang ketiga kalinya ini, Ad Daraquthni mengingatkan bahwa yang benar adalah Nusai dengan membaca ayat, "nun, demi kalam." ( al qalam ayat 1).
            Adz Dzahabi mengatakan, " Ad Daraquthni adalah lautan ilmu dan imam dunia, kepadanyalah berhenti hafalan hadits, pengetahuan illat-illat hadits pada para perawi hadits, mempunyai wawasan yang sangat luas dan mendalam tentang bacaan Al Qur'an beserta macam-macamnya, fiqh, perkhilafan ulama, peperangan, sejarah peradaban manusia dan lain-lain.[7]
Keteguhan Mengikuti Sunnah
            Adz Dzahabi mengatakan, "terdapat riwayat yang shahih dari Ad Daraquthni bahwa ia mengatakan, " sesuatau yang paling aku benci adalah ilmu kalam."
            Sebagaimana yang dikatakan abu abdirrahman assulami, Ad Daraquthni tidak pernah memasuki ilmu kalan dan perdebatan, akan tetapi mengikuti manhaj salaf."
Meninggalnya.
            At Taj Assubki mengatakan, "Ad Daraquthni meninggal pada hari kamis, 23 dzulqa'dah tahun 385 H."
            Abu Nashr bin Makula mengatakan, "aku bermimpi seakan-akan aku bertanya tentang keadaan Ad Daraquthni di akhirat. Lalu dkatakan kepadaku bahwa dia di syurga dipanggil sebagai imam."[8]
Bahan bacaan:
Siyar a'lam an nubala, Imam Adz Dzahabi
Tarikh baghdad. Al khotib Al Baghdadi
Al imam abu hasan ad daraquthni wa atsaruhu al ilmiyah. Abdullah bin Dhoifillah Ar Rohili.
60 biografi ulama salaf. Syekh Ahmad Farid



[1] Siyar a'lam an nubala. 16/449
[2] Al imam abu hasan ad daraquthni wa atsaruhu al ilmiyah. Hal 37
[3] Siyar a'lam an nubala. 16/449
[4] Tarikh baghdad, 12/34-35
[5] 60 biografi ulama salaf, 642-643
[6] Siyar a'lam an nubala 16/453
[7]  60 biografi ulama salaf, 643
[8] Thabaqat asy syafi'iyah al kubra, 3/466

Tidak ada komentar:

Posting Komentar