BIOGRAFI IMAM MUSLIM
I. Nasab
Nama lengkap beliau ialah Imam Abdul
Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Dia
dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Naisabur, yang sekarang ini termasuk
wilayah Rusia, dalam sejarah Islam kala itu termasuk dalam sebutan Maa Wara'a
an Nahr, artinya daerah-daerah yang terletak di sekitar Sungai Jihun di
Uzbekistan, Asia Tengah. Pada masa Dinasti Samanid, Naisabur menjadi pusat
pemerintahan dan perdagangan selama lebih kurang 150 tahun. Seperti halnya
Baghdad di abad pertengahan, Naisabur, juga Bukhara (kota kelahiran Imam
Bukhari) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di kawasan Asia
Tengah. Di sini pula bermukim banyak ulama besar.
II.GURU-GURU
BELIAU
Dalam perjalanannya menuntut ilmu,
Imam Muslim banyak mengunjungi ulama-ulama kenamaan untuk berguru hadits kepada
mereka. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih;
di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan. Di Irak ia belajar
hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar
kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’Abuzar; di Mesir berguru kepada ‘Amr bin
Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadits yang lain.
Muslim berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada
ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. di waktu
Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering datang kepadanya untuk berguru,
sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan
antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini
menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam Sahihnya
maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari
Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia
tidak meriwayatkan hadits dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari,
padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik
adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadits-hadits yang diterima dari
kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.
Selain yang telah disebutkan di atas, Muslim masih mempunyai banyak
ulama yang menjadi gurunya. Di antaranya : Usman dan Abu Bakar, keduanya putra
Abu Syaibah; Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amr
an-Naqid, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa’id
al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id dan lain sebagainya.
III.
MURID-MURID YANG MERIWAYATKAN HADITSNYA
Banyak para ulama yang meriwayatkan
hadits dari Imam Muslim, bahkan di antaranya terdapat ulama besar yang sebaya
dengan dia. Di antaranya, Abu Hatim ar-Razi, Musa bin Harun, Ahmad bin Salamah,
Abu Bakar bin Khuzaimah, Yahya bin Said, Abu Awanah al-Isfarayini, Abi isa
at-Tirmidzi, Abu Amar Ahmad bin al-Mubarak al-Mustamli, Abul Abbas Muhammad bin
Ishaq bin as-Sarraj, Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al-Faqih az-Zahid. Nama
terakhir ini adalah perawi utama bagi Syahih Muslim. Dan masih banyak lagi
muridnya yang lain.
IV.
PERKATAAN ULAMA’ TENTANGNYA
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli
hadits nomor satu, ahli tentang ilat--ilat (cacat) hadits dan seluk beluk
hadits, dan daya kritiknya sangat tajam, maka Muslim adalah orang kedua setelah
Bukhari, baik dalam ilmu, keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak
mengherankan, karena Muslim adalah salah satu dari muridnya.
Al-Khatib al-Bagdadi berkata:
"Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, mengembangkan ilmunya dan mengikuti
jalannya." Pernyataan ini bukanlah menunjukkan bahwa Muslim hanya seorang
pengikut saja. Sebab ia mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyusun kitab,
serta memperkenalkan metode baru yang belum ada sebelumnya.
Imam Muslim mendapat pujian dari ulama hadis dan ulama lainnya.
Al--Khatib al-Bagdadi meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya "Saya
me-lihat Abu Zur'ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dari
pada guru- guru hadits lainnya. Ishak bin Mansur al-Kausaj berkata kepada
Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan
engkau bagi kaum muslimin."
Ishak bin Rahawaih pernah mengatakan: "Adakah orang lain seperti
Muslim?". Ibnu Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadits.
Saya menulis hadits dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia
ini, orang yang benar- benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya adalah
Muslim." Mak-sudnya, ahli hadits terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli
hadits itu cukup banyak jumlahnya.
Abu Quraisy al-Hafiz menyatakan bahwa di dunia ini orang yang
benar-benar ahli di bidang hadits hanya empat orang; salah satu di antaranya
adalah Muslim.
V.
KARYA-KARYANYA
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya :
1.
Al-Jami’ as-Sahih (Sahih Muslim).
2.
Al-Musnadul Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits).
3.
Kitabul-Asma’ wal-Kuna.
4.
Kitab al-’Ilal.
5.
Kitabul-Aqran.
6.
Kitabu Su’alatihi Ahmad bin Hambal.
7.
Kitabul-Intifa’ bi Uhubis-Siba’.
8.
Kitabul-Muhadramin.
9.
Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid.
10.
Kitab Auladis-Sahabah.
11.
Kitab Awhamil-Muhadditsin.
Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Syahih atau
Syahih Muslim.
VI.
WAFAT BELIAU
Imam
Muslim wafat pada Ahad sore, pada tanggal 24 Rajab 261 H. Semoga Allah SWT
merahmatinya, mengampuni segala kesalahannya, serta menggolongkannya ke dalam
golongan orang-orang yang sholeh. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar