IMAM ABU HANIFAH AN-NU'MAN BIN TSABIT
Nasab dan kelahirannya
Nama lengkapnya adalah Abu Hanifah an-Nu'man
bin Tsabit bin Zautho.Dia dilahirkan di kota kuffah pada 80 Hijriyah{699 M},ia
adalah putra Tsabit seorang keturunan Persia yang lahir di kuffah,kakeknya
Zautho,memeluk islam dan mengenalkan Tsabit anaknya kepada Ali bin Abi Tholib
yang mendoakan kegemilangan keluarga itu,akhirnya terwujud dalam sosok Imam Abu
Hanifah.
Tentang asal-asul nama Abu Hanifah
ini,telah terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama,dimana sebagian
mengatakan bahwa kata Hanifah itu diambil dari kata al-hanf yang
berarti al-mail [ cenderung ],Akan tetapi pengertian yang dimaksud
adalah orang yang mentauhidkan Alloh dalam ibadahnya.Dipanggilnya An-Nu'man bin
Tsabit dengan nama panggilan Abu Hanifah di karenakan beliau banyak melakukan
ibadah dan taqarub kepada Alloh.Sedang menurut sebagian lagi bahwa kata hanifah
berarti ad-dawat[tinta]yang berasal dari bahasa Iraq.Adapun yang
menyebabkan beliau dipanggil dengan nama panggilan Abu Hanifah dikarenakan
kebanyakan waktu beliau digunakan untuk menulis yang nota bene memerlukan
tinta.
Beliau mendapat gelar sebagai Imam Ahlu
ar-Ra'yi dikarenakan beliau banyak menggunakan akal{rasio}dan Qiyas
{analogi}dlam memecahkan masalah-masalah syariat {agama} yang tidak ada Nash
hukumnya,baik dalam Al-Qur'an maupun dalam hadits.
Abu hanifah dikenal dengan wajah yang tampan
dan ceria, fasih bicaranya, dan santun tutur katanya, tidak terlalu tinggi,
tidak juga terlalu pendek sehingga enak dipandang mata.Suka berpenampilan rapi,
wajahnya ceria, dan gemar memakai wagian.
Imam Abu Hanifah kehilangan ayahnya semasa
kanak-kanak.Ibunya terus hidup sampai hari tuanya.Ia menghormati dan
mengabdikan diri dengan penuh kesetiaan.
Abu Hanifah adalah orang yang pertama
meletakkan dasar-dasar fiqh dan mendapat julukan seorang Imam Mujtahid yang besar
{Imamul A'dzam} karena mempunyai wawasan yang luas tentang keislaman.
Imam Malik mengatakan tentang Abu Hanifah:"Seandainya dia
mengatakan bahwa ditanganmu adalah emas, niscaya engkau akan membenarkannya
karena alasannya yang tepat dan mengikuti pernyataannya".
Abu Hanifah memang dikenal para ulama saat
itu sebagai seorang ulama yang mempunyai hujjah yang kuat dan tangkap yang
cepat, cerdas dan tajam wawasannya.
Imam Abu Hanifah mengalami pemerintahan sepuluh
khalifah bani Umayyah,termasuk umar bin Abdul Aziz yang bertahta ketika Imam
berusia 18 tahun.Beliau juga melihat dua khalifah Abbasiyah,Saffah dan
Mansur.Tiran Hajjaj bin Yusuf yang terkenal penindasan bengis kaum muslimin
itu,mati ketika Imam Abu Hanifah berusia 15 tahun.
Pendidikan beliau
Abu Hanifah banyak menggunakan waktunya untuk
belajar agama,terutama pada mereka yang hidup pada masa Umar dan Ali seperti
hammad bin sulaiman,Ibrahim an-Nakhai,Abdulloh bin Mas'ud dan Abdulloh bin
Abbas.Demi mengejar ilmu-ilmu ilahi Abu Hanifah merantau sampai ke
Hijaz,makkah,dan Madinah.Dalam pengembaraannya ia bertemu Anas bin Malik,Sahal
bin Saad dan Abu Tufail bin Ibnu Wailah.
Semasa orang-orang Arab.Ia juga disebut sebagai
kota Ali.Disini tinggal lebih dari 1000 pengikut Nabi,termasuk 24 orang yang
ambil bagian dalam perang Badar.kota ini pemerintahan Sulaiman ,ketika
pendidikan menerima perlindungan negara,rakyat menunjukkan minat belajar.Abu
Hanifah mengembangkan keinginan untuk mendapatkan pengetahuan agama.Suatu
cerita yang menarik dituturkan mengenai awal masa belajarnya,pada suatu
hari,ketika ia melewati Bazzar,ia berjumpa dengan Imam Syebi,seorang ulama Kufi
yang terkenal,kemudian menanyakan kemajuan pengetahuan sastranya.Waktu menerima
jawaban yang negatif Imam Syebi merasa sayang.dan menasihati Hanifah muda untuk
menggunakan waktu belajarnya dengan sungguh-sungguh.imam Abu hanifah menerima
nasihat itu dengan tulus dan belajar dengan khusyuk.Ia segera menumpuk ilmu
pengetahuan dalam ilmu ketuhanan dan ilmu umum.Pada waktu itu sastra,fiqh dan
hadits merupakan mata pelajaran yang diajarkan.Pergaulan dengan orang-orang
Persia,Suriah dan Mesir yang berilmu meluaskan cakrawala studi-studi
Arab.Filsafat dan Mantiq {logika} memasuki bidang ajaran agama,yang diberi
istilah "kalam".Abu Hanifah yang dianugerahi ketajaman
berfikir dan kecerdasan luar biasa menjadi sangat terkenal dalam menerjemaahkan
dan mengungkapkan ajaran-ajaran agama.Hammad adalah salah seorang Imam terbesar
pada masa itu dan memiliki sekolah terbesar pada masa itu di Kufa.Abu Hanifah
mengikuti sekolahnya ini.Hammad terkesan kecerdasan,ketajaman,pandangan dan
daya ingatnya yang luar biasamurid baru ini.Ia segera menjadi murid
kesayangannya.Karena rasa hormat yang sangat terhadap gurunya yang berilmu
ini,Abu Hanifah tidak membuka perguruan sendiri selama Hammad masih
hidup.Padahal kedudukannya sebagai seorang ahli hukum khusus menungkinkan hal
itu.
Makkah,Madinah,Kuffah dan Basroh adalah
pusat-pusat terkenal tempat berguru pada masa itu.Para Sahabat Nabi yang
dimuliakan dan kaum muslimin yang terhormat bermukim dikota-kota ini dan
membanggakan lingkungan sastra mereka.kufa dibangun pada masa Khalifah Umar dan
merupakan tempat perantauan menjadi pusat hadits yang termasyhur,dan Imam Abu
Hanifah mengambil kesempatan penuh dari kehadiran para Muhaddits-guru hadits-
termasyhur dikota itu.Menurut Abul Mahasin Syifai,Imam Abu Hanifah mempelajari
hadits dari 93 guru.Ia mengikuti kuliah-kuliah Ata' bin Ali Rabah dan Imam
Akrama,yang termasyhur sebagai guru-guru hadits,Sebaliknya mereka menghargai
tinggi Abu Hanifah.Imam Abu Hanifah juga menimba ilmu dari Anas bin
Malik,Abdullah bin Abu Aufa,Sahal bin Saad,Abu Thufail Ibnu Wailah.
Imam ini pergi
ke Madinah pada tahun 102 H untuk melanjutkan menuntut ikmu pengetahuan,dan
mengikuti pelajaran dari tujuh ahli ilmu ketuhanan yang tinggi.
Imam Abu Hanifah memepelajari Hadits lebih dari 4000
orang.Adalah karena kepercayaan pada Imam Abu Hanifah, maka ia meninggalkan
murid dalam jumlah yang terbesar pada didunia islam.Diantaranya terdapat Qadhi
Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan bin Farqad Asy-Syaibani, Abu Yusuf bin Ibrahim
Al-Auza'i,Zafr bin Al-Azil bi Qais,Al-Hasan bin Ziyad Al-Lu'lui,Imam
Muhammad,Hafidz Abdur Rozak,Abdulloh al Mubarok,Abu neem Fazal dan Abu Asim yang
memperoleh kemasyhuran yang luas dimasa mereka.
Sebagai seorang ulama', Imam Abu Hanifah juga tidak lupa menulis
karya ciptanya agar dapat diwariskan pada generasi sesudahnya, diantara
tulisnnya adalah:Ar-Risalah,Al-'Alim Wal Muta'alim Al-Fiqhul Akbar.
Ia membentuk sebuah badan terdiri dari para
orang yang berpendidikan,dan ia menjadi ketuannya.Badan ini berfungsi
menusyawarahkan dan menetapkan ajaran islam dalam tulisan,dan mengalihkan
Syariat islam dalam bentuk undang-undang.Menurut Khawarizmi:'jumlah bagian
hukum islam yang disusunnya itu lebi dari 83.000,diantaranya 38.000 yang
mengenai urusan agama,dan 45.000 mengenai urusan dunia.
Imam Abu Hanifah mewariskan serentetan
ungkapan kebijaksanaan,beberapa diantaranya sebagai berikut:
v
Tidak seorang pun menderita kerugian lebih besar selain mereka
yang ilmunya tidak dapat mencegah dia dari menyerahkan diri dari jepitan.
v
Seseorang yang berbicara tentang agama dan tidak berpikir bahwa
ia akan dinilai untuk apa yang dikatakannya, sesungguhnya tidak tahu apa
artinya agama dan hati nuraninya.
v
Seandainya orang-orang alim bukan sahabat Alloh, maka Tuhan pun
tidak mempunyai sahabat di dunia ini.
v
Seorang yang mendapat ilmu pengetahuan untuk kebaikan
didunia,ilmu pengetahuannya tidak mengakar di hatinya.
v
Mempelajari pembahasan dengan seseorang yang tidak mempunyai
rasa tentang ilmu pengetahuan,akan menjemukan diri dengan tidak ada perlunya.
Sumbangan terbesar
Imam Abu Hanifah ialah fiqh atau ilmu hukum islam.Ia adalah ahli ilmu hukum
islam yang paling terkemuka ,dimana fiqh Hanafi di ikuti sebagian besar kaum
muslimin di dunia,termasuk di Turki,mesir,Afghanistan,dan anak benua
Pakistan – India.
KREDIBILITAS
KEILMUANNYA
Perlu diketahui bahwa tiak ada seorang pun
dari kaum muslimin dan para ulama khususnya yang meragukan kredibilitas keilmuan
Abu Hanifah.hal ini tecermin dalam pernyataan beliau berikut ini:
·
Abu hanifah berkata:"ketaatan yang paling besar adalah
beriman kepada Alloh,dan kedurhakaan yang paling besar adalah kufur
kepadaNya,Oleh karena itu,maka orang yang menaati Alloh dengan melkukan
ketaatan tebesar dan menghindari kemaksiatan terbesar,niscaya dia akan
mendapatkan pengampunan diantara keduanya.
·
AbuHanifah berkata:"Dikatakan kepadanya:"kota ini niscaya akan
selalu di penuhi dengan kebaikan, selama Alloh menetapkan didalamnya,"makabeliau
menjawab:"perkampungan ini telah kosong, dan kamu telah merobohkannya
tanpa seorang pemimpin.Dengan Susah payah dan
kerja keras aku mengembalikan kedaulatan dan kehormatannya.
TAKUT
KEPADA ALLOH
Perlu diketahui bahwa perasaan takut kepada
Alloh adalah buah ilmu,karena tidak mungkin perasaan takut kepada Alloh itu
muncul tanpa adanya ilmu,dan ilmu yang tidak melahirkan perasaan takut kepada
Alloh niscaya berkurang nilai kemanfaatannya.Hal ini dapat dianalogikan kepada
pohon dan buah,dimana tidak mungkun ada buah tanpa ada pohon,dan pohon yang
tidak berbuah niscaya berkurang nilai kemanfaatannya.Karena penilaian itu
sangat erat kaitannya dengan ada dan tidak adanya manfaat yang
dilahirkan.Demikian juga kredibilitas keilmuan Abu Hanifah dianggap tidak
bernilai atau bermanfaat apabila tidak melahirkan perasaan takut kepada
Alloh.Karena nilai dan manfaat ilmu beliau,sehingga dikategorikan sebagai orang
yang paling takut kepada Alloh.Riwayat-riwayat berikut ini akan menguatkan
pernyataan tersebut:
v
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa pada suatu hari seorang
lelaki berkata kepada Abu Hanifah:"bertaqwalah kepada Alloh."Mendengar
ucapan tersebut,maka beliau nampak gemetar,dengan muka dan kepala
tertunduk.Kemudian beliau berkata:"Wahai saudaraku,semoga Alloh membalasmu
dengan kebaikan,karena setiap waktu manusia itu sangat membutuhkan orang yang
mengingatkannya kepada Alloh pada mereka terpesona dengan ilmu yang mereka ucapkan,padahal
yang dikehendaki oleh Alloh dari mereka adalah pengamalannya.
v
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa Al-Laits bin Khalid
berkata:"Abu Hanifah itu termasuk orang yang banyak mengerjakan shalat
malam.Maka aku melihat beliau mengerjakan shalat pada suatu malam,dimana dalam
shalat itu beliau membaca seluruh Al-Qur'an.ketika bacaan beliau sampai pada
bacaan al-haakumut takatsur,maka beliau terdiam dan mengulanginya berulang
kali,dan ketika sudah selesai,maka beliau mengulanginya dari awal.Hal itu beliau
lakukan secara terus-menerus sampai subuh.
v
Diriwayatkan dari Zaid Al-Kumait bahwa seorang lelaki telah
mendebat Abu Hanifah,seraya berkata:"Wahai pembuat bid'ah,Wahai kafir
zindik,"maka beliau berkata:"Semoga Alloh mengampunimu,Alloh lebih
mengetahui dariku tentang perbedaan pendapat atas apa yang telah aku
katakan,dan Dia{Alloh}Maha Mengetahui bahwa aku tidak akan menentang seseorang
yang pendapatnya berbeda ketika aku memberitahukan kepadanya,dan tidak ada yang
aku harapkan sekain pengampunanNya,serta aku tidak merasa takut kecuali kepada
siksaanNya.Ketika beliau mengatakan siksaan Alloh,maka beliau menangis dan
jatuh pingsan.Seorang hamba yang menangis pada saat mengatakan siksaan
Alloh,bahkan sampai jatuh pingsan menuujukkan bahwa perasaan takutnya sudah
menjadi puncaknya.
v
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa apabila Abu Hanifah
mengerjakan shalat malam,maka beliau menangis sehingga tetangganya mendengar
tangisannya,dan mereka merasa terharu.
v
Sebagaimana diriwayatkan oleh Mas'ar bin Kidam bahwa pada pada
suatu hari dia bepergian bersama Abu Hanifah,maka tiba-tiba beliau menabrak
seorang laki-laki karena beliau tidak melihatnya.Kemudian anak laki-laki itu
berkata:"Wahai Syaikh,apakah engkau tidak takut dibalas pada hari
kiamat?"Mendengar perkataan anak itu,maka beliau terjatuh dan pingsan,lalu
aku membangunkannya,dan ketika beliau sudah sadar dari pingsannya,maka aku
bertanya kepadanya:"Wahai Abu Hanifah,apa yang menyentuh hatimu dari
perkataan laki-laki ini?"lalu beliau menjawab:"Aku merasa takut bahwa
hal itu terjadi"
IBADAHNYA
Jika ilmu bisa membuahkan perasaan takut
kepada Alloh,sebagaimana yang dijelaskan dalam firmanNya:
3 $yJ¯RÎ) Óy´øs ©!$#
ô`ÏB
ÍnÏ$t6Ïã (#às¯»yJn=ãèø9$#
3{فاطر :28}
"Sesungguhnya
yang takut kepada Alloh diantara hamba-hambaNya,hanyalah ulama".{Faatir:28}.
Maka perasaan takut kepada Alloh itu akan
membuahkan keinginan untuk memperbanyak ibadah dan khusuk di dalam
mengerjakannya.Sebagaimana ini disetir oleh ulama,"barang siapa orang yang
merasa takut berjalan dikegelapan malam niscaya dia merasa ingin segera sampai
kerumah.bertitik tolak dari keterangan tersebut diatas,maka tidaklah heran dan
aneh seandainya Abu Hanifah banyak beribadah.Sebagai bukti yang menunjukkann
hal tersebut,maka dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa beliau membaca Al-Qur'an
sebanyak 60 kali pada bulan Ramadhan yang ditamatkan secara bergantian,satu
kali tamatan pada siang hari dan satu kali tamatan lagi pada malam hari.Hal ini
diperkuat oleh suatu riwayat yang cukup masyhur yang menyatakan bahwa beliau
menamatkan Al-Qur'an dalam satu rakaat,sehingga beliau shalat subuh dengan
wudhu shalat isya',dan beliau bisa menamatkannya sebanyak 100
kali."demikian juga sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh
Az-Zahid,seraya berkata:"kebiasaan Abu Hanifah adalah tidak tidur pada
malam hari ."Dan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hafizd
Adz-Dzahabi,"Abu Hanifah terus menerus mengerjakan shalat,bertahajud dan
beribadah pada malam hari.
KEUTAMAAN
AKHLAKNYA
Berkenaan dengan akhlak Abu Hanifah Ibnu
Dakin berkata;"Abu Hanifah sangat pemalu,sehingga beliau tidak akan
berkata kecuali memberikan jawaban,tidak menjerumuskan dirinya dalam hal-hal
yang tidak bermanfaatdan menghindarkan diri dari mendengarkan hal-hal yang
tidak berguna.
Syarik berkata:"Abu hanifah itu
pendiam,banyak berfikir,memiliki pandangan yang tajam dalam masalah ilmu
fiqh,lembut dan simpatik dalam memberikan fatwayang berhubungan dengan
ilmu,amal perbuatan,pemecahan masalah,banyak memiliki keutamaan,tidak suka
berdebat,dan sedikit berbicara.
MURAH
HATI DAN DERMAWAN
Murah hati dan dermawan adalah bagian dari
akhlak utama da terpuji.Maka ketika Abu Hanifah disebut-sebut sebagai orang
yang memiliki kesempurnaan akhlak,secara otomatis melekat pada diri beliau
sifat dermawan dan murah hati,jauh dari sifat bakhil dan terhindar dari sifat
tamak.
v
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa Abu Hanifah duduk dalam
suatu majlis,dan ketika itu beliau melihat salah seorang diantara mereka yang
hadir memakai pakaian yang sudah nusang,Kemudian beliau menyuruhnya duduk,dan
menyuruh orang-orang yang hadir dalam majlis itu untuk berdiri,lalu orang itu
duduk.ketika orang-orang yang hadir berdiri dan pergi,maka beliau berkata
kepadanya,"angkatlah sajadah itu,dan ambillah apa yang ada
dibawahnya,serta rubahlah keadaan dan penampilanmu dengannya.kemudian orang itu
mengangkat sajadahnya,dan dibawahnya didapati uang sebesar 1000 dirham,lalu dia
mengambilnya dan pergi.
v
Fudhail bin 'iyadh berkata:'Abu Hanifah dikenal sebagai orang
yang dermawan,sedikit bicara,dan banyak berkoban untuk ilmu danj ahlinya.
v
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa pada suatu hari Abu Hanifah
diberi 1000 pasang sandal,lalu semuanya beliau bagi-bagikan,setelah itu beliau
membeli sepasang sandal unutuk dirinya,sementara yang empat pasang lagi beliau
simpan.ketika ibrahim bin uyainah ditahan karena hutangnya lebih dari 4000
dirham,maka Abu Hanifah menjual keempat pasang sandal yang disimpannya itu
untuk membayar dan melunasi hutang Ibrahim tersebut,sehingga Ibrahim dibebaskan.
WARA'
DAN ZUHUD
Wara' mengandung pengertian menghindari sikap
berlebihan dalam sesuatu yang tidak mengandung bahaya karena merasa takut
terjatuh melakukan sesuatu yang berbahaya.Wara'atau zuhud ini buah dari
perasaan takut kepada Alloh.Sikap zuhud yaitu,meninggalkan kenikmatan duniawi
dan mengutamakan urusan akhirat,adalah buah dari keyakinan ilmu.Abu Hanifah
adalah orang yang memiliki perasaan takut yang mendalam kepada Alloh dan
mempunyai keyakinan yang teguh,sehingga tidak aneh kalau beliau memilki sifat
wara' dan zuhud,baik kedua sifat iti beliau katakan sendiri secara langsung
atau tidak.
v
Berkenaan dengan kewaraan Abu Hanifah ini,Yazid bin harun
berkata:'Aku telah mencatat dan mempelajari ilmu dari 1000 guru,tetapi aku
tidak melihat guru yang paling wara' selain Abu Hanifah,dan tidak ada yang
paling fasih lidahnya diantara mereka selain beliau.
v
Dalam sebuah riwayat yang dituturkan oleh Abu Hanifah sendiri,beliau
berkata:"Seandainya aku tidak merasa takut kepada Alloh dianggap sebagai
orang yang mengabaikan ilmu,niscaya aku tidak akan memberikan fatwa kepada
siapapun.Hanya saja aku melakukannya,tentu mereka akan merasa senang,sementara
aku harus menanggung dosa.
v
Sebagaimana yang diriwayatkan Yazid bin Harun,"Aku tidak
pernah melihat seorang lelaki yang lebih wara' dari Abu Hanifah,dimana pada
suatu hari aku melihat beliau sedang duduk ditengah teriknya matahari dihadapan
pintu sebuah rumah milik seseorang,maka aku berkata kepadanya:"Wahai Abu
Hanifah berteduhlah!"lalu beliau menjawab,"Aku memiliki uang beberapa
dirham yang dipinjam oleh pemilik rumah ini,tetapi aku tidak ingin berteduh
bibawah bayangan fana rumahnya.Selanjutnya Yazid bin Harun berkata:"Maka
sifat wara' yang mana yang mampu mengunggulinya.
Sedangkan berkenaan dengan kezuhudan Abu
Hanifah,bahwa beliau rela memberikan beribu-ribu dirham untuk membayar utang
orang lain dan mengeluarkan biaya untukkepentingan ilmu dan ahlinya.Perbuatannya
ini merupakan bukti yang menunjukkan kezuhudan Abu Hanifah terhadap dunia.Oleh
karena itu,maka bagaimana beliau tidak disebut zahid[orang zuhud]terhadap
dunia,sementara beliau mengerjakan shalat subuh dengan wudhu shalat isya',dan
beliau ditawari jabatan yang tinggi dan terhormat,seperti jabata kepala
pengadilan,dan jabatan kenegaraan tinggi lainnya dalam pemerintahan Abasiyah pada masa
Al-Mansyur,tetapi beliau menolaknya.Sebagai akibatnya beliau harus menghadapi
penyiksaan dengan cara dicambuk sapai meninggal,tetapi beliau tetap tidak mau
menerimanya,oleh karena itu wahai hamba Alloh,kezuhudan yang mana yang mampu
mengungguli kezuhudan semacam ini???!.
Akhlak beliau
Muhammad bin Sa'ad Al-'Aufii
berkata:"Saya mendengar Yahya bin Ma'in berkata:"Abu Hanifah adalah
orang yang tsiqoh,tidak berbicara suatu perkataan kecuali dia menghafalnya,dan
tidak berbicara atas apa-apa yang tidak di hafalnya.
Shalih bin Muhammad berkata:"Abu Hanifah adalah tsiqoh dalam
hadits,Ahmad bin Muhammad bin Al-Qosim bin Mahkruz meriwayatkan dari Ibnu
Ma'in:'Abu hanifah,tidak apa-apa[baik].Dan Marroh berkata:"Dia menurut kami adalah
jujur,dan tidak dituduh sebagai pendusta.
Dan dari Asad bin Amru bahwa Abu Hanifah
Rahimahulloh shalat isya' dan Subuh sekali wudhu selama empat puluh tahun.Basyar
bin Walid meriwayatkan dari Qodhi Abi Yusuf berkata:"ketika saya berjalan
bersama Abu Hanifah, saya mendengar seseorang berkata kepada yang
lain:"Abu Hanifah tidak tidur pada malam hari.Maka Abu Hanifah
berkata:'Demi Alloh tidaklah dia berkata tentangku dengan apa-apa yang tidak
Aku kerjakan.Padahal Abu Hanifah menghidupkan malamnya untuk shalat dengan
tunduk dan berdoa.
Dan diriwayatkan dari dua jalur: bahwa Abu
Hanifah menghatamkan Al-Qur'an pada satu rakaat.
Abdur Rahman bin Muhammad bin Al-Mughiroh berkata:"Saya
melihat Abu Hanifah pada usia lanjut berfatwa kepada manusia di masjid
kufah,diatas kepalanya memakai peci hitam panjang.
Dan dari Ibnul
Mubarok berkata:"Saya tidak pernah melihat orang yang lebih tenang dalam
majlisnya,dan tidaklah lebih baik perhatiannya dan kesopanannya dari Abu
Hanifah.
Jabaroh bin Al-Mughollis meriwayatkan dari Qoid bin
Ar-Robi'berkata:"Abu Hanifah adalah orang yang Waro',Bertaqwa lebih utama
dari ikhwan-ikhwannya.
Syarik berkata:"Abu Hanifah orang yang pendiam dan cerdas.
Abu Ashim
An-Nabil berkata:"Abu Hanifah dijuluki [Al-Watd}yaitu pasak karena
banyak shalatnya.
Ibnu Ishaq As-Samarqindi meriwayatkan dari Al-Qodhi Abi Yusuf
,ia berkata:"Abu Hanifah menghatamkan setiap malamnya dalam satu rakaat.
Yahya bin Abdul Hamid Al-Himmani dari ayahnya bahwa ia beteman
dengan Abu Hanifah selama enam bulan,Dia berkata:'Saya tidak pernah melihatnya
Shalat subuh kecuali dengan wudhu pada waktu ISya',dan ia menyempurnakan
Shalatnya setiap malamnya sampai sahur.
Kesibukan terutama Imam Abu Hanifah
adalah berdagang terutama kain dan bahan pakaian.Usaha ini berkembang maju,
sebagian besar berkat kejujuran yang sungguh-sungguh dalam usahanya.Ia sangat
dipercayai oleh semua orang.Bahkan yang bukan muslim pun percaya mempertaruhkan
hartanya ditangan beliau.Ia tidak yakin pada laba yang berlebihan.Ia tidak
pernah berkenan mendapatkan uang dengan cara yang tidak sah dan disangsikan.
Pada suatu kali,Ia mengirim beberapa potong
kain kepada orang yang bernama Hafs bin Abdur Rahman.Ia berpesan bahwa beberapa
dari potongan itu ada yang rusak,dan langganan harus diberi tahu tentang hal
ini.Hafs lupa melakukan hal itu,dan menjual semua potongan tersebut.Hal ini
sangat menggusarkan hati sang Imam.Untuk memperbaiki kesilapan itu,Ia
memberikan uang sebesar 30.000 dirham sebagai sumbangan perikemanusiaan.Pada
suatu ketika,seorang wanita mengantarkan kepadanya sepotong Jaz{tenunan yang
mahal}untuk dijual.Wanita itu menghargai barang tersebut 100 dirham.Dan
perempuan itu menjadi sangat terkejut dan terkesan atas kejujurannya,ketika
Imam Abu Hanifah membayarkan kepadanya 500 dirham sebagai harga penjualan kain
itu.
Harga barang dagangan dikedainya merupakan
harga pasti.Pada suatu ketika,beberapa orang muridnya dengan tidak disadari
menjual barang tertentu dengan harga yang agak mahal kepada langganan dari
Madinah.Waktu ia mendengarkan hal ini,ia sangat marah.Ia mengatakan bahwa
mereka telah menipu langganan itu.Sementara itu langganan yang penduduk Madinah
tadi,telah meninggalkan Kufah.Menurut cerita,Imam Abu Hanifah sendiri melakukan
perjalanan ke Madinah untuk membayarkan kelebihan uang itu kepada langganan
tersebut.
Abu Hanifah dikenal sebagai orang yang baik
hati.Ini diungkapkan dalam kesaksian Syafiq Balkhi,orang sufi terkenal.Pada
suatu kali,ia menemani Imam Abu Hanifah,ketika mereka melihat seseorang yang
tiba tersebut menyimpang kearah lain.Orang tadi berhenti,ia tampaknya
bingung.Ketika ditanya,ia menerangkan bahwa,ia tidak dapat menghadapi muka
Imam,karena ia berhutang kepada beliau 10.000 dirham.Ia belum dapat membayar
utang tersebut.Karena sangat terharu,Imam berkata kepada orang yang
berutang:"tak usahlah bersusah hati memikirkan hal itu.Tak cukup sampai
disitu,ia malah minta maaf,karena telah menyebabkan orang itu bersusah
hati.Begitulah perikemanusiaan Abu hanifah yang sulit kita dapatkan dalam
sejarah dunia.
Imam Abu Hanifah dikenal khalayak sebagai
orang yang mencintai dan menghargai dirinya.Hal ini sangat menimbulkan perasaan
jengkel dan amarah para kaki tangan pemerintahan Umayyah.Mereka lalu tidak
segan-segan mengupah jagoan untuk mengganggu dan mencelakakannya.
Pada suatu kali,seorang upahan menerobos
kedalam sebuah pertemuan yang dihadiri Imam,dan mulai mencaci dan menghina
dia.Murid-muridnya ingin mengusir orag tersebut dengan kekerasan,tetapi Imam
mencagahnya.Waktu ia akan pulang,bangsat itu mengikutinya dan terus-menerus
menghinanya Abu Hanifah sampai ketangga pintu rumahnya.Imam berhenti didepan
gerbang,dan berkata:"Saudara,saya akan masuk ke rumah saya,Engkau tidak
masuk kedalam.karena itu hinalah saya sepuas hatimu,sebelum saya melangkah
masuk.
Pada peristiwa lain,Imam Abu Hanifah sangat
muak pada seseorang tetangganya yang pemabuk.orang ini sering berteriak-teriak
sepanjang malam dalam mabuknya.jiran-jirannya sudah bosan dengan kelakuan
pemabuk itu dan mereka sangat merasa terganggu.pda suatu hari polisi
menangkapnya dan memasukkannya kedalam penjara.Di malam hari ketika Imam
pulang,Ia bertanya menyelidiki,mengapa suara pemabuk tidak terdengar.ketika
dikabarkan bahwa orang tersebut sudah dipenjarakan,Imam segera menjumpai Gubernur.beliau
ini sangat heran atas kunjungan Imam yang tak diduga-duga itu.Imam menceritakan
kepada beliau seluruh soal,dan meminta pembebasan pemabuk itu dengan
jaminannya.Setelah orang tersebut itu bebas,Imam berkata
kepadanya:"Saudara,kami tak ingin kehilangan engkau,dengan cara apapun,"Si
pemabuk merasa sangat terpukul,karena sifat Imam yang seperti Malaikat
itu,sehingga ia menjauhkan diri dari arak untuk selama-lamanya.Ia kemudian
menjadi salah satu di antara murid Imam Abu Hanifah yang terkenal.
Para pejabat pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah
yang penuh kekuasaan mencoba mengambil hatinya,tetapi ia selalu menjauhi
mereka.Ia menghindari dengan waspada hubungan dengan pemerintahan yang korup
dan bersimaharajalela.
Mansur,Khalifah Abbasiyah,pada suatu kali menganugerahi dia
sejumlah besar uang sebagai hadiah.Ia menolaknya,sambil berkata bahwa adalah
bertentangan dengan batinnya untuk ikut menerima uang hak Baitul Mal yang
merupakan milik umum.Uang itu katanga,harus diberikan kepada yang
memerlukannya.
Mansur kemudian menawari dia kedudukan yang tinggi sebagai Qodhi
Agung kerajaan yang luas itu.Ia menjawab serta merta:"Seandainya suatu
pengaduan diajukan terhadap Tuhanku di pengadilanku dan Tuhanku
mengharapkan aku memenangkan Anda,atau
aku akan dilemparkan kedalam sungai,aku pasti memilih dibenamkan kedalam sungai
dari pada disuap dalam peradilan."Jawaban Imam Abu Hanifah yang singkat
Khalifah diam seterusnya.
Imam Abu Hanifah memiliki mutu yang luar
biasa pada otak dan perasaan.Ia tidak dapat disuap atau ditundukkan oleh
kekuatan yang memerintah.ibnu Hubaira,gubernur Umayyah di Kufah,pada suatu kali
meminta dia supaya berkunjung sesekali.Untuk itu Ia akan sangat
menghargainya,karena ia memebenci penguasa yang korup dan curang itu,ia
menjawab dengan tegas:'Mengapa saya harus menjumpai tuhan?Seandainya Tuan
menyukai saya,saya akan bersekutu dengan kejahatan Tuan.Seandainya Tuan
menindas saya,Tuan akan menambahkan penghinaan terhadap saya.Saya tidak
menginginkan suatu kedudukan atau kekayaan.Saya merasa puas dengan yang telah
dikaruniakan Alloh pada saya.
Ada suatu perselisihan antara Khalifah Abbasiyah
dengan istrinya,Hurra Khatun.Kaum Khatun ingin membawa persoalan ini kehadapan
Imam Abu Hanifah.Imam dipanggil kehadapan Khalifah,dan istrinya juga duduk dibelakang
tirai.Khalifah bertanya pada Imam :"berapa orang istri diizinkan dalam
satu waktu oleh agama Islam?"Imam menjawab:"Empat,"Mansur
berseru pada istrinya,"kau dengar apa yang dikatakan Imam?Imam segera
berkata:'Tetapi hal itu tunduk pada suatu syarat keadaan.Seorang laki-laki
diberi kuasa untuk menikahi lebih dari seorang istri,jika ia sanggup
memeberikan keadilan yang sama bagisemua istrinya."Bagian terakhir ucpan
Imam ini bertentangan dengan keinginan Khalifah.Waktu Imam sampai dirumah malam
harinya,ia menemukan seseorang yang menanti dia dengan satu kantong uang dan
sepucuk surat terima kasih dari istri Khalifah.Imam mengembalikan uang itu
dengan pesan,bahwa soal tadi siang itu adalah kewajibannya,yaitu berbicara
sebenarnya tanpa ketakutan atau kesenangan.
Wafat beliau
Beliau wafat disebabkan penyiksaan yang
dideritanya akibat menolak jabatan hakim yang ditawarkan kepadanya,karena
permintaan psra penguasa di wilayah tempat beliau tinggal pada masa Abu Ja'far
Al-Manshur,sehingga manshur memasukkannya ke dalam penjara dan menyiksanya
dengan cambuk.Setiap harinya beliau dicambuk sebanyak sepuluh
kalicambukan.beliau memohon kepada Alloh agar diringankan siksaan tersebut
darinya,dan Alloh mengabulkan ,sehingga beliau wafat setelah sepuluh hari
menjalani hukuman tersebut.beliau wafat pada tahun 150 H.Dengan demikian maka
umur Abu Hanifah yang 70 tahun dihabiskan untuk mencari ilmu dan beribadah,dimana
beliau bersikap zuhud terhadap dunia dan lebih mencintai akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar