assalamu'alaikum sahabat baca semua terimah kasih atas kunjungan sahabat semua

Kamis, 03 Maret 2016

sahabat



Jangan terpuruk karena keputus asaan
Sahabat . .
Ibarat genting  yang terbuat dari tanah liat, pada awalnya ia tak begitu bernilai. hingga suatu ketika ia merasa sedih, sakit hati kerena diambil dengan aniaya. Kemudian  dipisahkan dari teman-teman satu jenisnya. Ia diangkut dengan truk tronton yang besar. Dibawa ketempat yang jauh. Setelah dipisahkan, ia di injak-injak, di kepal-kepal kemudian dibentuk sedemikian rupa dengan alat oleh si pembuat genteng, belum selesai sampai disitu, ia kemudian dibakar. Oh. .malang nian nasibmu. Ia merasakan hari itu adalah sebagai penyiksaan yang sadis untuk dirinya. Namun ia jalani dengan kepasrahan, ia terus berusaha bertahan bagaimana untuk menjadi pribadi tanah liat yang kokoh, tidak mengeluh dan menyalahkan keadaan.

Pada akhirnya tanah liat pun merasakan hal berbeda, ia merasa sebagai tanah yang sebenarnya tanah. Ia begitu bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia. Hingga ia dapat menaungi manusia. Memberi perlindungan dari tetesan air hujan, memberi keteduhan dari panasnya terik sinar matahari, ia begitu bangga. Yang awalnya ia merasa tersiksa, namun dengan kesabaran dan rasa optimis yang kuat ia mampu menjadi tanah liat yang  jauh lebih bermanfaat dari sebelumnya.

Sahabat . .

Sebagian kita mungkin tidak rela dengan apa yang sudah digariskan oleh Allah swt. Dengan apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya. Namun, bagaimana jika Allah swt memberikan segudang kenikmatan kepada kita, apakah itu bisa menjamin kita akan senantiasa bersyukur? Selalu mengingat-Nya? sebagian dari kita, ketika Allah swt memberi berbagai kenikmatan adalah sebagai ujian, apakah ia bersyukur atau justru ingkar terhadap apa yang diberikan-Nya. Begitu sebaliknya, ada yang diberi nikmat lantaran amal perbuatannya yang ikhlas mengharap wajah-Nya.

            Selalu dalam setiap munajat kita panjatkan agar diberi kemudahan, namun sering kali kita melalaikan kesempatan-kesempatan yang Allah swt berikan pada kita. Sering dalam do’a yang panjang kita memohon agar diberi kemakamuran, kelapangan dalam setiap masalah, namun kita selalu lalai dengan nikmat kedua tangan dan anggota badan lainnya yang Allah swt berikan, kita lupa dengan pikiran yang Allah swt berikan kepada kita. Dalam munajat panjang tak lupa kita meminta agar diberi ketugahan hati, namun kita tidak yakin akan semua ketentuan dari sang pencipta.
  
Cobalah kita jalani alam dunia yang nyata ini, dengan berfikir positif. Memang awalnya sakit, sedih, ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, jauh berbeda dengan apa yang direncanakan. namun ketahuilah, jauh kedepan kesuksesan, kebahagiaan telah menanti. Sebagaimana genteng diatas, dengan penuh keoptimisan dan keyakinan yang kuat, ia menjadi yang bermanfaat. Jangan kita mudah menyalahkan sesuatu yang menurut pribadi tidak sesuai dengan kita, jangan pula menyalahkan keadaan. Tapi coba kita renungkan dan telusuri apa maksud dari semua yang Allah swt rencanakan ini.

Sahabat . .
Dalam kehidupan yang dijalani setiap insan pastinya ada dua bagian yang tidak akan lepas darinya, yaitu kebahgiaan dan kesedihan. Kunci kebahagiaan hidup berawal dari munculnya rasa tanggung jawab dalam pribadi seseorang atas keberlangsungan hidup yang ia jalani. Kebahagiaan bersumber dari dalam diri kita sendiri. Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, maupun orang lain. Adanya kesedihan yang menimpa adalah ketika mengabaikan rasa tanggung jawab atas diri masing-masing.
Hidup adalah anugrah yang Allah swt berikan pada setiap makhluk-Nya. Kadang seorang berada dibawah kadang pula ia berada di atas, tentunya kita semua pernah diuji dengan berbagai-bagai musibah, ujian sakit, keluarga, kerja, dan himpitan kehidupan yang begitu susahnya, jika yang terjadi demikian maka ketahuialah, janganlah berputus asa, karena keputus asaan merupakan sifat orang yang lemah, rapuh, tidak memiliki kekuatan hati, dan sering menyandarkan segala sesuatu pada diri dan makhluk, bukan pada Allah swt.

Pernah suatu kejadian menimpa seorang yang sholeh, bahwa ia telah tertimpa sesuatu hingga menyebabkan dirinya terluka parah. Namun ia hanya tersenyum seraya berucap “Segala puji hanya milik Allah swt.” Maka orang-orang dibuat  heran olehnya. Kemudian ada yang bertanya “Apa yang terjadi padamu? Dengan luka yang seperti ini engkau masih tersenyum.” Ia pun menjawab, sesungguhnya kemanisan pahalaku atas ini telah melupakan akan rasa pedihnya luka ini.”

Demikianlah yang seorang ‘alim tersebut contohkan pada kita, sikap tegar, kuat dan tak mengeluh. janganlah kita sia-siakan kehidupan yang sementara ini. Mudah menyerah ketika apa yang dikerjakan tak kunjung usai atau kerena terhalang pelbagai rintangan. Kepasrahan tanpa adanya usaha, putus asa sedang usaha tak seimbang, mengeluh sedang kita belum mencoba, maka yang demikian adalah sifat orang lemah. Coba kita renungkan ungkapan R.A. Kartini:
“hidup adalah perjuangan yang tak henti-henti.”

Sahabat. . .

Memang dalam kehidupan ini, seringkali kendala datang menyambut, tantangan dan hambatan silih berganti, semuanya terhampar luas dalam kehidupan kita, namun semuanya yang terhampar itu  harus dihadapi. kadangkala adanya hal-hal tersebut seringkali membuat manusia menjadi tidak tenang, gundah gulana menghantui setiap saat yang membawa pada perasaan takut, bimbang dan ragu. Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang yang menjalani kehidupan menjadi berputus asa.

Janganlah bimbang dan lemah dalam menghadapi ujian, selami ujian itu, tunjukkan pada dunia kita mampu menghadapinya, jangan biarkan setiap keadaan yang ada mengelir seperti air begitu saja, tak berguna.  jadilah karang yang sering diterpa ombak namun ia tetap kokoh tak begeming, karena semakin dekat tujuan yang dicapai, maka semakin banyak pula aral melintang merintangi kita.

Tetaplah tegar dan tabah menghadapi pahitnya ujian dan cobaaan. Yakinlah dengan rasa optimis yang kuat, bisa jadi ini adalah salah satu bagian dari perjalanan hidup yang telah diskenariokan-Nya untuk kita, Yakinlah bahwa semua yang ditetapkan-Nya pasti itu yang terbaik untuk semua .Pasti ada hikmah dibalik semua kejadian.
Percayalah kepada sang pencipta, yang maha luas kasih sayangnya dan bersyukurlah kepada-Nya, bahwa kita akan selalu diberi yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati. Yakinlah, Allah swt akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, namun masih ada hari esok. Berusaha dan bahagialah selalu, serta yakin dengan adanya pertolongan Allah swt.
Maknai hidup yang Allah swt amanahkan sebagai tantangan, tinjulah congkaknya kepahitan hidup, hadapi dengan keoptimisan, karena sejatinya yang demikian akan menjadikan pribadi yang kokoh, kuat dan senantiasa optimis dalam setiap keadaan. Tanamkan dalam diri sifat sabar dalam menerima cobaan, ikhlaskan apa yang sudah menjadi ketentuan sang pemberi nikmat. Namun jangan kita melupakan usaha yang continiu, niscaya kesuksesan, keberhasilan senantiasa menyertai kita. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”asy-Syarh:06.
 Sahabat. . .
“tidak ada usaha yang gagal, akan tetapi kegagalan yang dialami adalah kunci untuk menuju kesuksesan, kebahgiaan.”

Kemalasan kadang menghinggapi diri ketika apa yang diusahakan tak kunjung usai. Enggan untuk melanjutkan pekerjaan ketika apa yang dikerjakan dipandang sebelah mata oleh atasan. Namun tersenyumlah selagi dunia yang Allah swt ciptakan masih berputar sesuai garis edarnya. Anggaplah semua itu adalah proses untuk mencapai kemenangan. Tinggalkan semua bentuk kemalasan. Jika kita seorang pelajar kemalasan adalah kuburan bagi orang hidup. Dan akan mematikan orang yang memilikinya. Jika kita seorang pekerja kemalasan adalah penyebab utama kemiskinan.

Jangan mudah putus asa, karena apa yang terjadi telah menjadi ketentuan bagi kita semua, namun kewajiban kita  sebagai seorang hamba hanya berusaha agar tidak terlalu pada titik nadir, semoga apa yang kita usahakan menjadi awal kesuksesan. Sejatinya, Allah swt  memberi kesulitan-kesulitan untuk membuat kita kuat.
 

Mari kita renungkan sabda rosulullah saw, “ tidak ada penularan, tidak ada juga kesialan atau pesimisme, namun aku terkesan dengan al-Fa'lu (optimisme)”. Semoga apa yang disabdakan beliau menjadi penawar untuk selalu semangat, cermat dalam mengemban amanah kehidupan ini.

Allah swt mempunyai rencana dan kita pun mempunyai rencana, namun apa yang Allah swt rencanakan adalah pasti akan terjadi. Sekian . . .wallahu a’lam.
























Nama : Muh. Miftahul Huda
Alamat : MA. An-Nur Waru Baki Sukoharjo
Nama pena : em hud

Tidak ada komentar:

Posting Komentar