Jangan terpuruk karena keputus asaan
Sahabat . .
Ibarat genting yang terbuat dari tanah liat, pada awalnya ia
tak begitu bernilai. hingga
suatu ketika ia merasa sedih, sakit hati kerena diambil dengan aniaya.
Kemudian dipisahkan dari
teman-teman satu jenisnya. Ia diangkut dengan truk tronton yang besar. Dibawa
ketempat yang jauh. Setelah dipisahkan, ia di
injak-injak, di kepal-kepal kemudian dibentuk sedemikian rupa dengan alat oleh
si pembuat genteng, belum selesai sampai disitu, ia kemudian dibakar. Oh. .malang nian nasibmu. Ia merasakan hari itu adalah sebagai penyiksaan
yang sadis untuk dirinya. Namun ia jalani dengan kepasrahan, ia terus berusaha
bertahan bagaimana untuk menjadi pribadi tanah liat yang kokoh,
tidak mengeluh dan menyalahkan keadaan.
Pada akhirnya tanah liat pun merasakan
hal berbeda, ia merasa sebagai tanah yang sebenarnya tanah. Ia begitu
bermanfaat untuk kesejahteraan umat manusia. Hingga ia dapat menaungi manusia. Memberi
perlindungan dari tetesan air hujan, memberi keteduhan dari panasnya terik sinar matahari, ia begitu
bangga. Yang awalnya ia merasa tersiksa, namun dengan kesabaran dan rasa
optimis yang kuat ia mampu menjadi tanah
liat yang jauh lebih bermanfaat
dari sebelumnya.
Sahabat . .
Sebagian kita mungkin tidak rela dengan apa yang sudah digariskan oleh Allah swt. Dengan apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
Namun, bagaimana jika Allah swt memberikan segudang kenikmatan kepada kita, apakah itu bisa menjamin kita akan senantiasa bersyukur?
Selalu mengingat-Nya? sebagian dari
kita, ketika Allah swt memberi berbagai kenikmatan adalah sebagai ujian, apakah ia bersyukur atau justru
ingkar terhadap apa yang
diberikan-Nya. Begitu sebaliknya, ada yang diberi nikmat lantaran amal
perbuatannya yang ikhlas mengharap wajah-Nya.
Selalu
dalam setiap munajat kita panjatkan agar diberi kemudahan, namun sering kali
kita melalaikan kesempatan-kesempatan yang Allah swt berikan pada kita. Sering
dalam do’a yang panjang kita memohon agar diberi kemakamuran, kelapangan dalam
setiap masalah, namun kita selalu lalai dengan nikmat kedua tangan dan anggota
badan lainnya yang Allah swt berikan, kita lupa dengan pikiran yang Allah swt
berikan kepada kita. Dalam munajat panjang tak lupa kita meminta agar diberi
ketugahan hati, namun kita tidak yakin akan semua ketentuan dari sang pencipta.
Cobalah kita jalani alam dunia yang
nyata ini, dengan berfikir positif. Memang
awalnya sakit, sedih, ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan, jauh
berbeda dengan apa yang direncanakan. namun ketahuilah, jauh kedepan kesuksesan, kebahagiaan telah menanti.
Sebagaimana genteng diatas, dengan penuh keoptimisan dan keyakinan yang kuat, ia
menjadi yang bermanfaat. Jangan kita mudah menyalahkan sesuatu yang menurut pribadi tidak sesuai dengan
kita, jangan pula menyalahkan
keadaan. Tapi coba kita renungkan dan telusuri apa maksud dari semua yang Allah swt rencanakan ini.
Sahabat . .
Dalam kehidupan yang
dijalani setiap insan pastinya ada dua bagian yang tidak akan lepas darinya,
yaitu kebahgiaan dan kesedihan. Kunci kebahagiaan hidup berawal dari munculnya
rasa tanggung jawab dalam pribadi seseorang atas keberlangsungan hidup yang ia jalani. Kebahagiaan bersumber dari dalam diri
kita sendiri. Kita akan bahagia bila kita bisa
menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, maupun orang lain. Adanya
kesedihan yang menimpa adalah ketika mengabaikan rasa tanggung jawab atas diri
masing-masing.
Hidup adalah anugrah yang Allah swt berikan pada setiap
makhluk-Nya. Kadang seorang berada dibawah kadang pula ia berada di atas,
tentunya kita semua pernah diuji dengan berbagai-bagai musibah, ujian sakit,
keluarga, kerja, dan himpitan kehidupan yang begitu susahnya, jika yang terjadi demikian maka ketahuialah, janganlah
berputus asa, karena keputus
asaan merupakan sifat orang yang lemah, rapuh, tidak memiliki kekuatan hati,
dan sering menyandarkan segala sesuatu pada diri dan makhluk, bukan pada Allah swt.
Pernah suatu kejadian menimpa seorang yang sholeh, bahwa ia telah tertimpa
sesuatu hingga menyebabkan dirinya terluka parah. Namun ia hanya tersenyum
seraya berucap “Segala puji hanya milik Allah swt.” Maka orang-orang
dibuat heran olehnya. Kemudian
ada yang bertanya “Apa yang
terjadi padamu? Dengan luka yang seperti ini engkau masih tersenyum.” Ia
pun menjawab, sesungguhnya kemanisan pahalaku atas ini telah melupakan akan
rasa pedihnya luka ini.”
Demikianlah yang seorang ‘alim tersebut
contohkan pada kita, sikap tegar, kuat dan tak mengeluh. janganlah kita sia-siakan kehidupan yang sementara
ini. Mudah menyerah ketika apa yang dikerjakan tak kunjung usai atau kerena
terhalang pelbagai rintangan. Kepasrahan tanpa adanya usaha, putus asa sedang
usaha tak seimbang, mengeluh sedang kita belum mencoba, maka yang demikian
adalah sifat orang lemah. Coba kita renungkan ungkapan R.A. Kartini:
“hidup adalah perjuangan yang tak henti-henti.”
Sahabat. . .
Memang dalam kehidupan ini, seringkali kendala datang menyambut, tantangan
dan hambatan silih berganti, semuanya terhampar luas dalam kehidupan kita,
namun semuanya yang terhampar itu harus
dihadapi. kadangkala adanya hal-hal tersebut seringkali membuat manusia menjadi
tidak tenang, gundah gulana menghantui setiap saat yang membawa pada perasaan
takut, bimbang dan ragu. Ketidaktenangan seperti ini seringkali membuat orang
yang menjalani kehidupan menjadi berputus asa.
Janganlah bimbang dan lemah dalam menghadapi ujian, selami ujian itu,
tunjukkan pada dunia kita mampu menghadapinya, jangan biarkan setiap keadaan
yang ada mengelir seperti air begitu saja, tak berguna. jadilah karang yang sering diterpa ombak
namun ia tetap kokoh tak begeming, karena semakin dekat tujuan yang dicapai,
maka semakin banyak pula aral melintang merintangi kita.
Tetaplah tegar dan tabah menghadapi pahitnya ujian dan cobaaan. Yakinlah
dengan rasa optimis yang kuat, bisa jadi ini adalah salah satu bagian dari
perjalanan hidup yang telah diskenariokan-Nya untuk kita, Yakinlah bahwa semua
yang ditetapkan-Nya pasti itu yang terbaik untuk semua .Pasti ada hikmah
dibalik semua kejadian.
Percayalah kepada
sang pencipta, yang maha luas kasih sayangnya dan bersyukurlah kepada-Nya,
bahwa kita akan selalu diberi yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu
berkeras hati. Yakinlah, Allah swt akan memberi kita di saat yang tepat
apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, namun masih ada hari esok. Berusaha dan bahagialah selalu, serta
yakin dengan adanya pertolongan Allah swt.
Maknai hidup yang Allah swt amanahkan sebagai tantangan, tinjulah
congkaknya kepahitan hidup, hadapi dengan keoptimisan, karena sejatinya yang
demikian akan menjadikan pribadi yang kokoh, kuat dan senantiasa optimis dalam
setiap keadaan. Tanamkan dalam diri sifat sabar dalam menerima cobaan,
ikhlaskan apa yang sudah menjadi ketentuan sang pemberi nikmat. Namun jangan
kita melupakan usaha yang continiu, niscaya kesuksesan, keberhasilan
senantiasa menyertai kita. “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”asy-Syarh:06.
Sahabat. .
.
“tidak ada usaha yang gagal, akan tetapi kegagalan
yang dialami adalah kunci untuk menuju kesuksesan, kebahgiaan.”
Kemalasan kadang menghinggapi diri ketika apa yang diusahakan tak kunjung
usai. Enggan untuk melanjutkan pekerjaan ketika apa yang dikerjakan dipandang
sebelah mata oleh atasan. Namun tersenyumlah selagi dunia yang Allah swt
ciptakan masih berputar sesuai garis edarnya. Anggaplah semua itu adalah proses untuk mencapai kemenangan.
Tinggalkan semua bentuk kemalasan. Jika kita seorang pelajar kemalasan adalah
kuburan bagi orang hidup. Dan akan mematikan orang yang memilikinya. Jika kita
seorang pekerja kemalasan adalah penyebab utama kemiskinan.
Jangan mudah putus asa, karena apa yang terjadi telah menjadi ketentuan
bagi kita semua, namun kewajiban kita sebagai
seorang hamba hanya berusaha agar tidak terlalu pada titik nadir, semoga apa yang
kita usahakan menjadi awal kesuksesan. Sejatinya, Allah swt memberi kesulitan-kesulitan untuk membuat
kita kuat.
Mari kita renungkan sabda rosulullah saw, “ tidak ada penularan, tidak ada juga
kesialan atau pesimisme, namun aku terkesan dengan al-Fa'lu (optimisme)”.
Semoga apa yang disabdakan beliau menjadi penawar untuk selalu semangat, cermat
dalam mengemban amanah kehidupan ini.
Allah swt mempunyai rencana dan kita pun mempunyai rencana, namun apa yang Allah swt rencanakan
adalah pasti akan terjadi. Sekian . . .wallahu a’lam.
Nama : Muh. Miftahul Huda
Alamat : MA. An-Nur Waru Baki Sukoharjo
Nama pena : em hud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar