Tawakal
Segala
puji milik Allah swt yang telah melimpahkan segala kenikmatan atas hambanya.
Sholawat beriring salam semoga selalu tercurah atas Nabi Muhammad saw juga atas
segenap keluarga, sahabat beliau serta bagi mereka yang selalu mengikuti
langkah langkahnya.
Dalam
kehidupan didunia kita tentunya takkan pernah absen dari permasalahan dan tak luput jua dengan urusan
urusan yang menyulitkan hidup. karena pada dasarnya kehidupan yang kita jalani
adalah lika liku untuk memecahkan permasalahan, baik yang menyangkut duniawi
atau ukhrowi. Acapkali bagi seorang muslim jika ia mendapatkan suatu masalah
atau urusan yang tak kunjung terpecahkan dan terselesaikan, ia akan meminta bantuan kepada orang lain, tentunya
setelah ia berusaha untuk menyelasaikannya. Namun demikian halnya, kita selaku
seorang yang mengaku beriman kepada Rob yang maha mengatur, memberi, mengasihi
harusnya terlebih dahulu untuk meminta pertolongan kepada-Nya, menyerahkan
segala urusan kepada-Nya, menggantungkan segalanya hanya kepada Alloh swt semata,
yang sebelumnya kita telah berusaha dengan segala daya dan upaya yang kita
miliki. Karena, meggantungkan serta menyerahkan segala urusan hanya kepada
Alloh swt semata, niscaya Alloh swt akan
mencukupkan dan memberikan yang terbaik untuk hambanya.
Allah
swt berfirman :
وَمَن
يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ
جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
Artinya
: " Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu. ( Ath Tholaq : 3)
Menggantungkan serta menyerahkan segala urusan dan
masalah hanya kepada Allah swt sering disebut Tawakal Ilallah. Namun
demikian, masih banyak saudara saudara kita yang terlampau jauh kelirunya dalam
memaknai tawakal. Mereka menyandarkan dan mengantungkan segala urusan kepada Allah
swt namun tanpa ada usaha, sampai dengan urusan rizkinya mereka bergantung kepada
selain Allah swt. Na'udzubillah min dzalik.
Pembaca yang budiman, semoga dengan
membaca tulisan yang singkat ini bisa memberikan sedikit pencerahan dalam
memahami hakikat tawakal, jangan sampai kita terperdaya dengan rayuan manis
syaitan yang senantiasa akan menjerumuskan kepada lubang kehinaan, baik didunia
atau diakhirat.
Pengertian
Mengenai
arti dari tawakal adalah secara bahasa At Tawakkul merupakan masdar
(asal kata) dari kata kerja Tawakkala Yatawakkalu, yang mempunyai
beberapa makna. Ketika disebutkan, “Tawakkala Ar Rojulu fil Amri”
(seseorang bertawakkal dalam suatu urusan) berarti orang tersebut menampakkan
kelemahan dan bersandar kepada orang lain.[1]
Adapun menurut
istilah adalah penyandaran kepada Alloh swt dalam terwujudnya segala yang
diharapkannya dan hilangnya apa yang benci, dengan keyakinan kepada Alloh swt
serta mengerjakan sebab-sebab yang diperbolehkan.[2]
Demikian telah kita ketahui arti
dari tawakal secara bahasa dan istilah. Maka seharusnya bagi seorang muslim
untuk selalu menyandarkan dan menggantungkan segala urusannya kepada Allah swt,
karena Dialah sebaik baik pemberi pertolongan. Namun demikian, tawakal kepada
Allah swt memiliki syarat yang harus dipenuhi :
1. Hendaklah
kepasrahan dan penyandaran kita kepada Allah swt secara yakin dan benar, jujur
hakiki tidak tercampuri oleh kesyirikan.
2. Mengerjakan sebab
sebab yang sesuai dengan syariat islam.
yang dimana dua syarat diatas menuntut sebuah keseimbangan,
yaitu antara usaha yang kita kerjakan dengan kepasrahan dan penyandaran hanya kepada
Allah swt semata. Dengan demikian, perlu kita ketahui bahwa, barangsiapa yang
lebih besar penyandarannya terhadap sebab, maka ia mengurangi kesempurnaan
ketawakkalannya kepada Alloh swt. Dan sebaliknya, barangsiapa yang lebih besar
ketawakkalannya kepada Alloh swt dan mengesampingkan usaha, maka ini merupakan
kecacatan dalam hikmah Alloh swt. Misalnya orang yang hendak memiliki anak
hendaknya ia berusaha dengan menikah, bukan sebaliknya orang yang menginginkan
anak, tapi ia tidak mau menikah.[3] Dapat dikatakan juga tawakal adalah kesungguhan hati
dalam menyandarka segala urusan kepada Allah swt untuk mendapatkan kemaslahatan
dan mencegah kemudhorotan baik yang menyangkut urusan dunia atau akhirat.
Tawakal
termasuk setengah dari dien Islam, karena barangsiapa mewujudkan takwa dan
tawakal seorang akan menggapai kebaikan dien dan dunia. Sebagaimana sabda Nabi
saw yang diriwayatkan dari Umar bin Khotob ra :
لو أنكم كنتم توكلون على اللَّه
حق توكله ، لرزقتم كما يرزق الطير ، تغدو خماصا وتروح بطانا
" jikalau kalian bertawakal kepada Allah swt, dengan
sebenarnya niscaya Allah swt akan memberikan rizki kepada kalian seperti seekor
burung. Pagi pagi ia keluar
keluar dalam keadaan lapar dan pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang
". [4]
Dan
serupa dengan apa yang kita ucapkan dalam setiap sholat : إياك نعبد وإياك نستعين . yang maknanya kita meminta
pertolongan harus menyandarkan segalanya hanya kepada Allah swt semata, yang
sesungguhnya ia akan memberi pertolongan kepada kita dalam lingkup untuk ibadah
kepada-Nya.
Tawakal
harus didasarkan pada tauhid yang benar. Adapun tauhid dalam hal ini ada
beberapa tingkatan, diantaranya :
1. Hati harus
membenarkan wahdaniyah (keesaan) Alllah swt.
2. seorang hamba
melihat berbagai macam benda yang bermacam macam, lalu ia melihatnya dari satu
sumber. Demikian adalah bentuk orang orang yang taqorrub.
3. seorang hamba harus
melihat dengan mata hatinya bahwa tidak ada yang bisa berbuat kecuali hanya
Allah swt semata dan tidak memandang kepada selain Allah swt. Yaitu seorang
hamba kepada-Nya ia takut dan kepada-Nya ia bertawakal. Karena pada hakikatnya
Allah swt lah yang berbuat.[5]
Sebagian
manusia ada yang beranggapan bahwa makna dari tawakal adalah tidak perlu
berusaha dengan anggota badan, tidak perlu mempertimbangkan dengan hati dan
cukupmenjatuhkan ketanah seperti orang yang bodoh atau seperti pakan yang
diletakkan di kail atau atas papan pemancing. Tentu saja ini mearupakan
persepsi atau stetemen yang kesalahannya sangat fatal. Dan dalam hali ini haram
hukumnya dalam sayri'at islam.
Syari'at
memuji orang orang yang bertawakal. Dimana pengaruh tawakal akan tampak
mempengaruhi segala tingkah laku seorang hamba dan usahanya dalam maenggapai tujuan.
Usaha seorang hamba bisa berupa mendatangkan manfaat yang belum didapat,
seperti mencari penghidupan atau menjaga apa yang sudah ada. Usaha itu juga
bisa untuk mengantisipasi datangnya mara bahayayang sudah datang, seperti
menghindari serangan, atau bisa juga menyingkirkan bahaya yang sudah datang
seperti berobat saat sakit.
Demikian
adanya yang dapat kamisampaikan dalam wujud tulisan sederhana, semoga
bearmanfaat untuk semua. Wallahu a'lam bishshowab
[1]
Al Mu'jam Al Wasith, II/1054.
[2]
Lihat Al Qoul Al Mufid 'Ala
Kitab At Tauhid Syaikh 'Utsaimin II/51.
[3]
Ibid.
[4]
Dinukil dari kitab terjemahan " Tazkiyatun Nafs konsep penycian jiwa menurut
ulama salafushsholih" HR : Tirmidzi Az Zuhd VII/8.
[5]
Terjemahan " Minhajul Qosidin" Ibnu Qudamah, yang
diterjemahkan oleh Kathur suhardi, cet XIII : 1997 edisi revisi, Pustaka Al
Kautsar. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar